Minggu, 08 Maret 2009




story of titanic

Kisah tenggelamnya kapal Titanic sangat legendaris. Berbagai novel telah menceritakan kisah memilukan tersebut bahkan telah difilmkan. Ada pula yang dengan suara mendayu-dayu menceritakan kisah kasihnya dalam lagu sebagai sound track film laris tersebut. Tapi, apakah sebenarnya penyebab Titanic tenggelam?

Hampir semua orang tahu bahwa tenggelamnya kapal Titanic adalah karena menabrak gunung Es dalam perjalanan menuju kutub utara. Bagi sebagian orang yang sangat taat beragama, mereka punya pendapat bahwa tenggelamnya kapal tersebut karena hukuman Tuhan yang disebabkan lupanya orang di atas kapal pada kekuasaan Tuhan. Sang Kapten Kapal dengan pongahnya menyatakan bahwa kapal mewah dan besar tersebut tak akan pernah tenggelam di lautan, karena teknologi yang diterapkan benar-benar paling canggih saat itu. Perjalanan kapal mewah tersebut memang melewati wilayah yang sangat eksotik.Banyak orang menyatakan wilayah tersebut sebagai the last frontier.

Keyakinan sang Kapten atas kemampuan kapal tersebut mungkin sangat berlebihan, dan dia tak menyadari sebelum akhirnya kapal tersebut menabrak gunung es yang tak mampu dilewatinya. Gunung es yang tampak dari atas kecil, sebenarnya di bawahnya tersimpan gunung juga dalam bentuk yang hampir sama namun dalam ukuran yang jauh lebih besar. Diperkirakan gunung es yang sering ditemui dan dihindari oleh kapal-kapal besar berukuran seberat 3.000.000.000 Ton. Bayangkan ....Kita menabrak truk yang seberat satu ton saja sudah kelenger, nah kalau 3 juta ton apa nggak klengernya jadi 3 juta kali..?

Seorang fotografer berhasil memotret gunung es ini. Saya tak tahu apakah dia kenalan pak Mimbar atau apakah pak Mimbar juga pernah memotret hal seperti ini. Yang jelas, seorang manajer perusahaan minyak lepas pantai di GlobalSantaFe Corporation St. John's Newfoundland , Kanada, sering harus mengalihkan gunung es ini agar menjauh dari Rig nya, caranya...dengan menarik menggunakan kapal. Penarikan biasa dilakukan bila saat itu cuaca membantu, laut tenang dan matahari bersinar cerah, sehingga gunung es tersebut tak menabrak Rig .

Fakta yang kemudian terungkap, ternyata sang fotografer, Ralph Clevenger mengakui bahwa foto tersebut tersebut ternyata adalah gabungan dari 4 gambar terpisah, yaitu langit, background, puncak gunung es yang diambil di kutub utara, dan es bawah laut yang di ambil di Alaska yang sebenarnya gambar puncak gunung es yang dibalik pada saat membuat komposisi akhir. Gambar gunung es ini didesain untuk memberikan ilustrasi "what you see is not necessarily what you get". Sehingga sebagai fotografer bawah air yang benar-benar tahu betapa besarnya gunung es tersebut dia ingin membagi pandangan. Dalam kenyataan tak mungkin mengambil gambar tersebut karena pandangan bawah air sangat terbatas. Saat ini dia bekerja sebagai pengajar di Brooks Institute, Santa Barbara, California. Karya-karyanya banyak dimuat di Majalah National Geographic.

about titanic...





spatah kata...

Bisik jiwa tlah terputus dalam satu hembusan nafas
Janji suci tlah kau ingkari tuk bersama
Dalam tawa dan duka
Yakinlah selalu … sobat
Bawa segala luka yang menyobek hatimu
Adalah pisau yang mengalir di setiap tetes darahku
Kesedihan yang nampak di raut mukamu
Adalah kepedihan terdalamku
Ketidakramahan dirimu adalah penyobek hatiku
Taukah kau sobat?
Bahwa secercah tawa yang dulu slalu menghiasi wajahmu
Kini tlah pudar dan bukan lagi
Kebanggaan dalam tali hati antara kau dan aku
Kini kau telah melepas jemari itu
Padahal aku rapuh tanpa tangan itu
Aku ingin kau selalu menjaga dan melindungiku
Sobat …
Sebuah tamparan yang selalu kudapat bila kusalah
Sebuah bimbingan yang selalu merangkulku bila kulemah
Kini tak akan pernah kudapati lagi
Kemana aku harus mencari itu semua?
Kau pergi tanpa mengucap sepatah kata pun
Kau telah memutus persahabatan itu
Persahabatan yang suci
Kini tlah kau nodai dengan kebungkaman, kebohongan, dan kebosanan
Semuanya penuh kepura-puraan
Kau jadikan persahabatan
Sebagai tempat berlabuh
Tuk mencari pengalaman kehidupan
Kenapa kau lakukan ini?
Ku diam dalam kebungkaman yang penuh kesakitan
Sedangkan dirimu tertawa penuh keriangan
Lalu kini ku bertanya:
Apa menurutmu seorang sahabat?
And sahabat yang tulus seperti apa?
Kau hanya diam tak bisa menjawab
Sobat …

Maafkan diri ini bila diri ini bersalah
Meski kau telah pergi
Bagiku kau selalu ada dalam hatiku
Karena kau adalah sahabatku
Dari dulu dan sampai kapan pun

Seringkali pikiran kita sendirilah yang membatasi apa yang bisa dan apa yang tidak bisa kita raih. Sementara tindakan kita akan sangat tergantung pikiran kita. Jika pikiran kita membatasi, maka tindakan kita juga terbatas, dan tentu saja sukses kita juga akan kita batasi. Berpikirlah diluar kotak.



Kita tidak tahu apakah Allah akan memberi rezeki yang banyak atau sedikit kepada kita. Kita juga tidak tahu kapan kita akan sukses. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah berusaha untuk mendapatkannya.


Segala sesuatu terjadi karena sesuatu alasan. Karena setiap sebab ada akibat dan setiap akibat ada sebab, entah Anda mengetahuinya atau tidak, pasti ada sesuatu sebab atau sebab-sebab khusus. Tidak ada yang kebetulan.

kAtMut..

Saat kita berusaha meraih sesuatu kemudian kita tidak bisa meraihnya adalah sebuah kegagalan. Saya tidak mengatakan keberhasilan yang tertunda. Tetapi dibalik kegagalan tersebut ada keberhasilan lain, yaitu kita mengetahui cara meraih sesuatu yang salah, sehingga kita tidak akan mengulang cara tersebut.

puisi untuk ibu

Di kala resah ini kian mendesah dan menggalaukan jiwaku
Kau ada di sana …
Di saat aku terluka
hingga akhirnya…tercabik-cabiklah keteguhan hatiku
Kau masih ada di sana…

Ketika aku lelah dan semangatku patah untuk meneruskan perjuangan,
terhenti oleh kerikil –kerikil yang kurasa terlampau tajam
hingga akhirnya aku pun memilih jeda!!!
Kau tetap ada di sana…
memberiku isyarat untuk tetap bertahan

Ibu…kau basuh kesedihanku, kehampaanku dan ketidakberdayaanku
“Tiada lain kita hanya insan Sang Kuasa,
Memiliki tugas di bumi tuk menegakkan kalimatNya
Kita adalah jasad, jiwa, dan ruh yang terpadu
Untuk memberi arti bagi diri dan yang lain”
Kata-katamu laksana embun di padang gersang nuraniku
memberiku setitik cahaya dalam kekalutan berfikirku
Kau labuhkan hatimu untukku, dengan tulus tak berpamrih

Kusandarkan diriku di bahumu
Terasa…kelembutanmu menembus dinding-dinding kalbuku
Menghancurleburkan segala keangkuhan diri
Meluluhkan semua kelelahan dan beban dunia
Dan membiarkannya tenang terhanyut bersama kedalaman hatimu

Kutatap perlahan…
matamu yang membiaskan ketegaran dan perlindungan
Kristal-kristal lembut yang sedang bermain di bola matamu,
jatuh…setetes demi setetes
Kau biarkan ia menari di atas kain kerudungmu
Laksana oase di terik panasnya gurun sahara

Ibu…
Nasihatmu memberi kekuatan untukku
rangkulanmu menjadi penyangga kerapuhanku
untuk ,menapaki hari-hari penuh liku
…semoga semua itu tak akan pernah layu!

Ibu…
Dalam kelembutan cintamu, kulihat kekuatan
dalam tangis air matamu, kulihat semangat menggelora
dalam dirimu, terkumpul seluruh daya dunia!

stgh hati

Tertegun ku memandangmu
Saat kau tinggalkanku .. menangis
Bodohnya ku mangharapmu
Jelas sudah tak kau pedulikan cintaku

Mestinya telah kusadari
Betapa perih cinta tanpa balasmu
Harusnya tak ku paksakan
Bila akhirnya kan melukaiku

Mungkin ku tak akan bisa jadikan dirimu kekasih
Yang seutuhnya mencintaiku
Namun kurelakan diri
Jika hanya setengah hati
Kau sejukkan jiwa ini

Ku hanya terus berharap
Satu hari kau mampu .. sadari
Tiada yang pernah mengerti
Sepertiku setulus hati mencintaimu